Menapaki Jejak Kerajaan Sriwijaya

pixabay.com

Sriwijaya adalah kerajaan maritim bergaya Hindu-Budha yang berpusat di Palembang, Indonesia, dimana dalam sejarah tercatat sebagai salah satu kerajaan besar yang pada saat itu berjaya menguasai Nusantara. Nama Sriwijaya berasal dari bahasa Sansekerta, dimana Sri memiliki arti bercahaya atau gemilang dan Wijaya memiliki arti kemenangan. Sehingga Sriwijaya ini berarti kemenangan yang bercahaya atau gemilang.

Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya didirikan pada abad ke-7 sekitar tahun 683 M oleh Dapunta Hyang sebagai pendiri dan juga raja pertama dari kerajaan ini. Selama 342 tahun kerajaan ini berhasil menguasai Nusantara dengan wilayah kekuasaan meliputi Pulau Sumatera dan Jawa serta negara lain diantaranya Kamboja, Thailand, Vietnam, dan juga Filipina.

Ketika dipimpin oleh Raja Balaputradewa pada abad ke-9 sampai abad ke-10, Sriwijaya berada dalam masa kejayaannya hingga berhasil menguasai jalur perdagangan maritim di Asia Tenggara. Sayangnya, sekitar tahun 1017 hingga 1023 M masa kejayaan Sriwijaya harus berakhir.

Berakhirnya masa kejayaan Sriwijaya ini bermula saat terjadinya penyerangan oleh Kerajaan Cholamandala yang berada di wilayah Koromande, India bagian Selatan, saat itu dipimpin oleh Raja Rajendra Chola I.

Baik Cholamandala maupun Sriwijaya, keduanya saling bersaing pada bidang pelayaran dan perdagangan. Sehingga, Kerajaan Cholamandala melakukan penyerangan yang dimaksudkan untuk meruntuhkan armada kerajaan, agar kondisi ekonomi semakin melemah dan pedagang mulai berkurang.

Kondisi kekuatan militer Sriwijaya yang saat itu juga melemah juga turut menyebabkan Cholamandala berhasil merebut bandar-bandar dari kota Sriwijaya. Pada akhirnya, Sriwijaya harus melepaskan masa kejayaannya sekitar abad ke-13.

Selama masa berdiri hingga runtuhnya Sriwijaya, kerajaan ini setidaknya pernah diperintah oleh 20 raja. Beberapa nama dari raja-raja tersebut mampu membuat Sriwijaya memiliki kekuasaan yang sangat luas, diantara nama raja tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Raja Dapunta Hyang

Raja Dapunta Hyang menjadi salah satu raja yang mampu membuat Sriwijaya memiliki kekuasaan yang luas. Bahkan raja yang satu ini memiliki cita-cita untuk menjadikan Sriwijaya sebagai kerajaan maritim yang menguasai jalur perdagangan.

  1. Raja Dharmasetu

Ketika masa pemerintahan Raja Dharmasetu, wilayah kekuasaan Sriwijaya sudah semakin luas hingga ke Semenanjung Malaya. Sehingga dibuatlah sebuah pangkalan kerajaan di wilayah Ligor, Thailand. Raja Dharmasetu juga berhasil membangun kerja sama dengan Negeri Cina dan India. Hal ini membuat Sriwijaya mendapatkan banyak keuntungan dari berbagai aktivitas perdagangan.

  1. Raja Balaputradewa

Raja Balaputradewa menjabat sebagai raja pada abad ke-9, dimana saat itu adalah masa kejayaan dari Sriwijaya. Berkat kehebatan dari kepemimpinan Raja Balaputradewa, Raja yang satu ini mampu membuat Sriwijaya menjadi kerajaan terbesar saat itu dan menjadi kerajaan dengan pusat agama Budha terbesar di Asia Tenggara. Balaputradewa adalah keturunan dari Dinasti Syailendra, putra dari Raja Samaratungga, dan Dewi Tara.

  1. Raja Sri Sudamaniwarmadewa

Ketika Raja Sri Sudamaniwarmadewa berkuasa, Sriwijaya mendapatkan serangan yang dilakukan oleh Raja Darmawangsa dari Jawa Timur. Namun beruntung, serangan tersebut dapat digagalkan oleh tentara Sriwijaya.

  1. Raja Sanggrama Wijayattunggawarman

Pada masa pemerintahan Raja Sanggrama Wijayattunggawarman ini lah Sriwijaya mendapatkan serangan dari Kerajaan Cholamandala yang dipimpin oleh Raja Rajendra Chola I. Serangan ini selain membuat kekuasaan Sriwijaya akhirnya berakhir, juga membuat Raja Sanggrama ditahan oleh Cholamandala. Dan akhirnya pada masa kekuasaan Raja Kulotungga I Kerajaan Cholamandala, Raja Sanggrama dibebaskan.

Peninggalan Kerajaan Sriwijaya

Walaupun masa kekuasaan Sriwijaya telah berakhir, kerajaan ini masih dikenang sebagai kerajaan yang memiliki pengaruh besar di Nusantara. Selain itu terdapat banyak situs sejarah peninggalan kerajaan yang menjadi bukti bagaimana berjayanya dan berkuasanya Sriwijaya pada masa itu.

Berikut ini adalah berbagai peninggalan dari Sriwijaya yang masih bisa dilihat hingga saat ini:

  1. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur adalah peninggalan Sriwijaya yang berada di bagian Barat Pulau Bangka. Ditemukan oleh J.K. van der Meulen sekitar tahun 1892 pada bulan Desember, prasasti ini ditulis menggunakan bahasa Melayu Kuno dan menggunakan aksara Pallawa. Prasasti Kota Kapur berisi tentang kutukan bagi siapa saja yang membantah perintah serta kekuasaan kerajaan.

  1. Prasasti Kedukan Bukit

Prasasti Kedukan Bukit ditemukan oleh Batenburg pada 29 November 1920 M. Berada di Kampung Kedukan Bukit, Kelurahan 35 Ilir, prasasti ini memiliki ukuran sekitar 45 x 80 cm dan ditulis menggunakan aksara Pallawa serta bahasa Melayu Kuno. Prasasti Kedukan Bukit berisi tentang utusan kerajaan bernama Dapunta Hyang yang melakukan perjalanan suci menggunakan perahu dengan diiringi 2000 pasukan. Saat ini prasasti tersebut disimpan di Museum Nasional Indonesia.

  1. Prasasti Talang Tuwo

Prasasti Talang Tuwo ditemukan oleh Louis Constant Westenenk pada 17 November 1920 di kaki Bukit Seguntang di sekitar tepian utara Sungai Musi. Prasasti ini berisi doa-doa dedikasi dan menunjukkan berkembangnya agama Buddha di Sriwijaya.

  1. Prasasti Ligor

Prasasti Ligor ditemukan di Thailand Selatan, dimana prasasti ini memiliki dua sisi A dan sisi B. Bagian sisi A menjelaskan bagaimana gagahnya raja Sriwijaya, tertulis bahwa  raja Sriwijaya merupakan raja dari segala raja dunia yang sudah mendirikan Trisamaya Caiya bagi Kajara. Sedangkan sisi B prasasti Ligor ini berisi tentang pemberian gelar Visnu Sesawarimadawimathana kepada  Sri Maharaja yang berasal dari keluarga Sailendra.

Nah, itulah penjelasan mengenai Kerajaan Sriwijaya. Terus kunjungi https://rumus.co.id/ untuk berbagai informasi sejarah lainnya.