Cara Mengajar Anak Disleksia

Disleksia dapat menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan dalam membaca dan menulis. Akan tetapi anak yang kesulitan membaca dan menulis belum tentu ia mengalami disleksia.

Tantangan anak disleksia

Anak disleksia tentu memiliki banyak tantangan, tantangan tersebut tidak hanya berupa kesulitan dalam mengejar akademis melainkan juga lemah dalam bergaul. Biasanya  juga rentan terserang gangguan psikis  dan emosional yang tidak stabil. Dampak dari emosional tidak stabil mengakibatkan kecemasan atau bahkan depresi berkepanjangan. Selain tekanan pada diri, tak jarang juga ia tertekan oleh lingkungan luar. Seperti halnya ketika belum lancar menulis dan membaca yang kemudian diejek oleh teman-temannya. Rasa percaya diri dapat berkurang dan dapat berdampak pada kemalasan saat belajar. Orang tua maupun guru harus ekstra sabar dalam mengajar anak disleksia. Mereka harus mengetahui kebutuhan yang diperlukan oleh anak tersebut.

Sistem belajar dan peran guru

Latihan membaca dan menulis secara rutin dapat membantunya dalam mengejar ketertinggalan, jika dilakukan secara rutin akan menjadi kebiasaan anak disleksia. Buatlah latihan tersebut semenarik mungkin agar anak tidak bosan saat belajar. Seperti yang tertulis sebelumnya bahwa orang tua atau guru harus sabar dalam mengajar anak disleksia. Jangan pernah memaksa atau bahkan marah saat anak tidak bisa faham yang orang tua atau guru katakana. Hal itu akan memperburuk psikologi dan bisa berakibat malas serta takut saat belajar.

Media pembelajaran anak disleksia tidak melulu menggunakan alat tulis menulis. Pembelajaran tersebut bisa menggunakan media suara atau gambar. Orang tua atau guru juga dapat mengajari mereka menempel huruf dan angka serta menyanyikan lagu yang mudah dihafal. Ia lebih cepat menangkap menggunakan indra pendengar dan penglihat dari pada pengucap. Jadi, orang tua maupun guru sebisa mungkin mengajarkan atau membuat metode yang disukai oleh anak disleksia dan dapat diterapkan oleh mereka.

Anak disleksia membutuhkan dukungan secara emosional. Berilah anak semangat atau pujian setiap kali selesai melakukan suatu hal. Hindari menghukum atau menyalahkan pekerjaan mereka karena hal itu dapat menghambat proses belajar.